Friday, 20 June 2014

TUGAS Ilmu Budaya Dasar 4 (Reformasi Bidang Hukum)

Reformasi di Bidang Hukum

            Pada masa pemerintahan orba telah didengungkan pembaruan bidang hukum,namun pada realisasinyaproduk hukum pada masa itu tetap tidak melepaskan karakter elitenya. DPR pada masa orba cenderung telah berubah fungsi, sehingga produk yang disahkan DPR bukan memihak kepentingan rakyat, melainkan memuaskan penguasa.pembaruan hukum selama orbajauh dari maksud reformasi hukum. sebaliknya, justru makin memperkukuh dominasi penguasa yang mengecilkanhak-hak publik.
           Tumbangnya pemerintahan Soeharto belum cukup sebagai syarat untuk reformasi hukum, tetapi harus diikuti dengan reformasi secara total. Sehinggga terbentuk DPR dan pemerintahan yang dipilih secara demokratis.
Target reformasi hukum menyangkut tiga hal, yaitu substansi hukum, aparatur penegak hukum yang bersih dan berwibawa, serta instuisi yang independen.
           
            Pada masa pemerintahan BJ Habibie bertekad melakukan reformasi hukum sesuai dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat. Salah satu tahap menuju reformasi hukum, beliau melakukan tahap rekonstruksi atau pembongkaran atas watak bangunan hukum orba. Untuk membongkar berbagai produk undang-undang orba maka akan tampak adanya karakter hukum yang mengebiri hak-hak masyarakat. Dalam berbagai undang-undang terdapat pasal-pasal yang umumnya memberikan peluang besar dominasi kekuasaan eksekutif pada DPR dan masyarakat.
           Karakter hukum selama 30 tahun dalam masa pemerintahan orba cenderung konservatif/ortodoks/elite. Kondisi tersebut dalam pengetian produk hukum, isinya mencerminkan keinginan pemerintah yang bersifat positif-instrumentalis, yakni menjadi lat bagi pelaksanaan ideologi program kerja.
            Dampak produk hukum orba sangat tidak kondusif untuk menjamin perlindungan HAM dan berkembangnya demokrasi serta munculnya kreativitas masyarakat. Daya kritis masyarakat tidak berkembang, terbelenggu berbagai tembok aturan.
Aturan hukum yang buruk dan berkarakter konsevatif tidak bisa disalahkan begitu saja, sebab hukum khususnya UU sekedar merupakan produk pemerintah dan DPR.
           Orde baru mula-mula demokratis, namun berubah menjadi nondemokratis. Konfigurasi politisi yang nondemokrastis selama orba menyebabkan UU tak mencerminkan keadilan dan demokrasi.

KESIMPULAN
           Kejujuran dan pemerataan di bidang hukum merupakan salah satu cara untuk memperkuat keamanan di Indonesia, oleh karena itu hukum di Indonesia haruslah sama rata, istilahnya tumpul ke atas tetapi tajam ke bawah. Penyogokan umtuk mengurangi atau bahkan untuk bebas dari hukuman harus dibasmi. Karena banyak "Orang kaya" yang melanggar peraturan tetapi hukumannya yang dijalani tidak sesuai dengan apa yang ada di undang-undang.

SUMBER

Friday, 2 May 2014

HARAPAN TERHADAP PEMILU DI INDONESIA

HARAPAN SAYA TERHADAP PEMILU DI INDONESIA


1. Yang pertama tentu saya berharap agar penilu di indonesia berjalan aman aman saja dan berjalan dengan jujur           tanpa adanya kecurangan di berbagai pihak partai politik.

2. Yang kedua saya berharap pemimpin yang akan menjabat nanti bisa memberikan segala sesuatu yang terbaik           untuk indonesia selama 5 tahun mendatang, karena pemimpin yang baru harus mempunyai inovasi baru untuk         memajukan Indonesia.

3. Yang ketiga saya harap para rakyat yang tidak ikut memilih atau golput tidak ikut memprotes kinerja para calon       legislatif serta calon presiden nanti apabila kinerja mereka buruk.

4. Yang keempat saya harap pilihan masyarakat indonesia di pemilu kali ini lebih baik lagi sehingga, tidak ada calon       legislatif yang kerjaannya hanya tidur pada saat sidang DPR

5. Yang kelima saya berharap korupsi di indonesia berkurang atau bahkan tidak ada karena calon presiden nanti           dituntut untuk tegas dalam setiap perilaku korupsi di indonesia.

TUGAS IBD
Nama    : Aditya Eka
Kelas     : 1 IA 19

Thursday, 1 May 2014

Tanggung Jawap Terhadap Diri Sendiri

PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
            Tanggung  jawab  menurut  kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung,memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya  yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tangung  jawab juga  berarti berbuat  sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab terhadap diri sendiri
            Tanggung jawab terhadap diri sendiri membuat  kesadaran  setiap orang terutama saya sendiri untuk memenuhi kewajibannya  sendiri dalam mengembangkan  kepribadian  sebagai  manusia yang mandiri. Dengan demikian saya bisa memecahkan  masalah-masalah  kemanusiaan  mengenai  kehidupan saya sendiri .Menurut sifat dasamya  manusia  adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan  seorang  pribadi  maka  manusia  mempunyai pendapat  sendiri, perasaan sendiri angan-angan  sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan  itu manusia berbuat  dan  bertindak.  Dalam hal ini manusia tidak luput  dari  kesalahan,  kekeliruan,baik yang  disengaja maupun tidak. Maka oleh itu manusia dituntut untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri agar tidak banyak melakukan kesalahan terhadap orang lain maupun dirinya sendiri.
Misalnya kampus saya akan mengadakan UTS sebentar lagi, namun saya dengan percaya dirinya tidak belajar untuk menyiapkan UTS. Pada hari UTSnya saya kebingungan karena tidak mengerti soal yang ada di hadapan saya. Pada hari pengumuman nilai pun nilai saya jelek, itulah konsekwensi yang saya hadapi apabila saya tidak bertanggung jawab terhadap diri saya sendiri.

TUGAS 2 Ilmu Budaya Dasar
Nama          : Aditya Eka
Kelas           : 1IA19

Wednesday, 2 April 2014

Pembunuhan Ade Sara

          Mayat yang ditemukan di Tol JORR Kecamatan Bekasi Barat dengan mengenakan gelang Java Jazz Festival berhasil teridentifikasi. Korban diketahui bernama Ade Sara Angelina Suroto berumur 19 tahun. korban diketahui beralamat di Jalan Layur, Jakarta Timur. Dalam identitas yang terlacak itu, korban tercatat sebagai mahasiswi semester 2 Perguruan Tinggi Bunda Mulia jurusan Psikiater, Jakarta Utara. Ia dihabisi oleh Hafiz (19) dan Asifah (19) dengan cara dipukul dan disetrum di dalam mobil. Tak hanya itu, mulut korban juga disumpal oleh pelaku dengan koran.

Hafiz membunuh Ade Sara lantaran sakit hati, karna Ade Sara sudah tidak mau berhubungan dengannya lagi, dan Assyifa pun sama, Assyifa merasa sakit hati lantaran Hafiz masih saja menyukai Ade Sara, Kecemburuan pun terjadi dan timbul rasa sakit hati dan itu semua yang menyebabkan hal demikian terjadi. “Namun dibalik otak pembunuhan Ade Sara ini sebenarnya adalah Assyifa” tutur Reza, selaku pengamat psikologis dan juga mengajar di jurusan Psikolog di Universitas Bina Nusantara.

“Hafiz mengaku, bahwa dia merasa sakit hati terhadap Ade Sara yang tidak mau berhubungan dengannya lagi, berarti hafiz mengharapkan untuk dapat berteman dengan Ade Sara kembali, dan maka dari itu Hafiz menginginkan Ade Sara untuk tetap hidup, namun kejadian ini terjadi akibat ketidak sengajaan, atau disebutnya Accidental Murder, awalnya mereka melakukan hal itu hanya untuk memberi pelajaran terhadap Ade Sara, kemungkinan disumpalnya mulut Ade Sara sehingga membuat Ade Sara kesulitan bernafas dan jiwanya yang panik dan ketakutan, dan ditambah lemas akibat strum dan pukulan, Ade Sara tidak dapat mengontrol keseimbangan pada dirinya sehingga jatuh lemas dan tak berdaya dan akhirnya setalah tak kuat lagi dia meninggal.” Berikut beberapa penjelasan yang sedikit saya simpulkan dan tambahkan dari penjelasan Reza.

FAKTOR - FAKTOR YANG TERKAIT :
1. Emosi
2. Kurangnya perhatian orang tua
3. Cemburu
4. Psikologis atau Kejiwaan
5. Gangguan Mental
6. Balas Dendam

KEJIWAAN :
Menurut dari hasil tes kejiwaan, didapat korban tidak mengalami gangguan kejiwaan. Akan hasil tersebut, maka bisa dipastikan pelaku mempunyai motif lain, yaitu rasa emosi yang ada di dalam hatinya, rasa cemburu, serta rasa sakit hati karena sudah diputuskan.




referensi :

Saturday, 18 January 2014

pelapisan sosial di RT saya

Pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran tertentu .Pelapisan sosial adalah gejala yang bersifat universal atau keseluruhan . Di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada . Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan , dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara berkasta. Wujudnya bisa dilihat dalam lapisan-lapisan masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial itu .

Dilingkungan saya beragam lapisan sosial, dari masyarakat yg semi modern sampai yang modern. Sudah banyak yanga memiliki mobil pribadi hingga rumah yang memiliki tingkat. Namun tak sedikit yang masih hidup sederhana saja, tidak terlalu mewah.

Nama   : Aditya Eka
Kelas.   : 1IA19
TUGAS ISD

Friday, 17 January 2014

Konflik Batin

Apa itu konflik batin? Berikut penjelasannya.

  Konflik Batin
Hardjana (1994: 23) mengemukakan bahwa konflik terjadi manakala hubungan antara dua orang atau dua kelompok, perbuatan yang satu berlawanan dengan perbuatan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu. Konflik adalah percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Dalam sastra, diartikan bahwa konflik merupakan ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama yakni pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh, pertentangan antara dua tokoh, dan sebagainya. Pengertian konflik batin menurut Alwi, dkk. (2005: 587) adalah konflik yang disebabkan oleh adanya dua gagasan atau lebih, atau keinginan yang saling bertentangan untuk mengusai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku. Selain itu, Irwanto (dalam Fitriannie, 1997: 207) menyebutkan pengertian konflik adalah keadaan munculnya dua atau lebih kebutuhan pada saat yang bersamaan. Pendapat lain mengenai jenis konflik disebutkan oleh Kurt Lewin (1997: 213-216), bahwa konflik mempunyai beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut.
-          Konflik mendekat-mendekat (approach-aproach conflict)
Konflik ini timbul jika suatu ketika terdapat dua motif yang kesemuanya positif (menyenangkan atau menguntungkan) sehingga muncul kebimbangan untuk memilih satu di antaranya.
-          Konflik mendekat-menjauh (approach -avoidance conflict)
Konflik ini timbul jika dalam waktu yang sama timbul dua motif yang berlawanan mengenai satu objek, motif yang satu positif (menyenangkan), yang lain negatif (merugikan, tidak menyenangkan). Karena itu ada kebimbangan, apakah akan mendekati atau menjauhi objek itu.
-          Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict)
Konflik ini terjadi apabila pada saat yang bersamaan, timbul dua motif yang negatif, dan muncul kebimbangan karena menjauhi. motif yang satu berarti harus memenuhi motif yang lain yang juga negatif. Umumnya, konflik dapat dikenali karena beberapa ciri, yaitu 1) Terjadi pada setiap orang dengan reaksi berbeda untuk rangsangan yang sama. Hal ini bergantung pada faktor-faktor yang sifatnya pribadi. 2) Konflik terjadi bilamana motif-motif mempunyai nilai yang seimbang atau kira-kira sama sehingga menimbulkan kebimbangan dan ketegangan. 3) Konflik dapat berlangsung dalam waktu yang singkat, mungkin beberapa detik, tetapi bisa juga berlangsung lama, berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun (Sobur, 2007: 293).
C.     Faktor-faktor Konflik Batin
Freud (dalam Kusumawati, 2003: 33) Menyatakan bahwa faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam beberapa gangguan batin antara lain: 1) teori agresi, 2) teori kehilangan, 3) teori kepribadian, 4) teori kognitif, 5) teori ketidakberdayaan, dan 6) teori perilaku.
1)      Teori Agresi
Teori agresi menunjukan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang ditujukan kepada diri sendiri. Agresi yang diarahkan pada diri sendiri sebagai bagain dari nafsu bawaan yang bersifat merusak. Untuk beberapa alasan tidak secara langsung diarahkan pada objek yang nyata atau objek yang berhubungan dengan perasaan berdosa atau bersalah. Prosesnya terjadi akibat kehilangan atau perasaan terhadap objek yang sangat dicintai.
2)       Teori Kehilangan
Teori kehilangan merujuk pada perpisahan traumatik individu dengan benda atau seseorang yang sebelumnya dapat memberikan rasa aman dan nyaman. Hal penting dalam teori ini adalah kehilangan dan perpisahan sebagai faktor predisposisi terjadinya depresi dalam kehidupan yang menjadi faktor pencetus terjadinya stress.
3)      Teori Kepribadian
Teori kepribadian merupakan konsep diri yang negatif dan harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap stressor. Pandangan ini memfokuskan pada varibel utama dari psikososial yaitu harga diri rendah.
4)      Teori Kognitif
Teori kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh evaluasi negatif sesorang terhadap dirinya sendiri, dunia seseorang dan masa depannya. Individu dapat berpikir tentang dirinya secara negatif dan tidak mencoba memahami kemampuannya.
5)      Teori Ketidakberdayaan
Teori ketidakberdayaan menunjukkan bahwa konflik batin dapat menyebabkan depresi dan keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya, oleh karena itu ia mengulang respon yang adaptif.
6)      Teori Perilaku
Teori perilaku menunjukkan bahwa penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan. Depresi berkaitan dengan interaksi antara perilaku individu dengan lingkungan. Teori ini memandang bahwa individu memiliki kemampuan untuk memeriksa dan mempertimbangkan perilakunya. Mereka bukan hanya melakukan reaksi dari faktor internal. Individu tidak dipandang sebagai objek yang tidak berdaya yang dikendalikan lingkungan, tetapi tidak juga bebas dari pengaruh lingkungan dan melakukan apa saja yang mereka pilih tetapi antar individu dengan lingkungan memiliki pengaruh yang bermakna antar satu dengan yang lainnya.

Setelah melihat penjelasan tersebut, simaklah cerita saya berikut ini :)

Saya ingin bercerita sedikit tentang konflik batin yang saya alami semasa SMA, yaitu bingung dalam menentukan 2 jurusan.

Awal mulanya saya memang berniat untuk masuk jurusan Arsitektur seperti om saya. Saya berusaha sebelum Ujian nasional untuk mendapatkan hasil yang terbaik karena tekad saya waktu itu untuk masuk jurusan arsitektur di univ. indonesia, namun setelah ujian nasional, hasil yang saya dapat kurang maksimal, dan tidak dapat masuk ke universitas yg saya inginkan. Saya pun mulai bingung karena tidak bisa masuk univ. negeri.
Akhirnya saya berniat masuk ke univ gunadarma, namun saya merasakan konflik batin karena di gunadarma saya ingin juga masuk jurusan teknik informatika, dan pada akhirnya saya memilih jurusan TI.

TUGAS ISD
Nama              : Aditya Eka
Kelas              : 1IA19
NPM              : 50413231

Kenakalan Remaja

KENAKALAN REMAJA

Kenakalan remaja  (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa.
Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :
1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja.
- reaksi frustasi diri
- gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja
- kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga
- kurangnya pengawasan dari orang tua
- dampak negatif dari perkembangan teknologi modern
- dasar-dasar agama yang kurang.
- tidak adanya media penyalur bakat/hobi
- masalah yang dipendam
- keluarga broken home
- pengaruh kawan sepermainan
-dll
Contoh / Jenis-jenis Kenakalan remaja :
- membolos sekolah
- kebut-kebutan di jalanan
- Penyalahgunaan narkotika
- perilaku seksual pranikah
- perkelahian antar pelajar
-dll
Tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja
.
- Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya segera dapat terselesaikan.
- Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
- Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media komunikasi seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.
- Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah.
- Sebagai orang tua sebisa mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada dana, jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.
-dll

Tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja

.
- Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya segera dapat terselesaikan.
- Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
- Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media komunikasi seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.
- Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah.
- Sebagai orang tua sebisa mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada dana, jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.
-dll

Batasan dan Jenis Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja merupakan tindakan melanggar peraturan atau hukum yang dilakukan oleh anak di bawah usia 18 tahun.

Perilaku yang ditampilkan dapat bermacam-macam, mulai dari kenakalan ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-peraturan sekolah, melanggar jam malam yang orangtua berikan, hingga kenakalan berat seperti vandalisme, perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya.

Dalam batasan hukum, menurut Philip Rice dan Gale Dolgin, penulis buku The Adolescence,terdapat dua kategori pelanggaran yang dilakukan remaja, yaitu:

1. Pelanggaran indeks, yaitu munculnya tindak kriminal yang dilakukan oleh anak remaja. Perilaku yang termasuk di antaranya adalah pencurian, penyerangan, perkosaan, dan pembunuhan.

2. Pelanggaran status, di antaranya adalah kabur dari rumah, membolos sekolah, minum minuman beralkohol di bawah umur, perilaku seksual, dan perilaku yang tidak mengikuti peraturan sekolah atau orang tua.

Keluarga yang Memicu?

Menurut Karol Kumpfer dan Rose Alvarado, profesor dan asisten profesor dari University of Utah, dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa kenakalan dan kekerasan yang dilakukan oleh anak dan remaja berakar dari masalah-masalah sosial yang saling berkaitan.

Di antaranya adalah kekerasan pada anak dan pengabaian yang dilakukan oleh orangtua, munculnya perilaku seksual sejak usia dini, kekerasan rumah tangga, keikutsertaan anak dalam geng yang menyimpang, serta tingkat pendidikan anak yang rendah.

Ketidakmampuan orangtua dalam menghentikan dan melarang perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak remaja akan membuat perilaku kenakalan terus bertahan. Faktor-faktor penyebab  munculnya kenakalan remaja, menurut Kumpfer dan Alvarado, Minggu (23/1/2011)
  1. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
  2. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
  3. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
  4. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
  5. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
  6. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
  7. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
  8. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
  9. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
  10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja.

Faktor lingkungan atau teman sebaya yang kurang baik juga ikut memicu timbulnya perilaku yang tidak baik pada diri remaja. Sekolah yang kurang menerapkan aturan yang ketat juga membuat remaja menjadi semakin rentan terkena efek pergaulan yang tidak baik.

"Guru yang kurang sensitif terhadap hal ini juga bisa membuat remaja menjadi semakin sulit diperbaiki perilakunya. Demikian juga dengan guru yang terlalu keras dalam menghadapi remaja yang bermasalah. Bisa jadi, bukannya ikut meredam kenakalan mereka, malah membuat kenakalan mereka semakin menjadi," ujar Prof. Arif Rachman, pakar pendidikan dari UNJ.

Sementara M Faisal Magrie, konsultan psikologi remaja dari Asosiasi Berbagi, menyatakan beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mencegah munculnya perilaku kenakalan pada anak remaja.          

Menurut Faisal, mengasuh anak yang memasuki usia remaja dapat diandaikan seperti bermain layangan. "Apabila orangtua menarik talinya terlalu dekat, layangan itu tidak akan bisa terbang. Namun bila orangtua membiarkan talinya terlalu jauh, layangan tersebut akan putus karena angin yang kencang, atau hal lain seperti menyangkut di pohon," kata Faisal.

Begitu juga dengan anak remaja, jika orangtua terlalu mengekang anak, yang terjadi adalah anak tidak mampu berkembang secara mandiri dan mereka akan berusaha untuk melepaskan dirinya dari kekangan orangtua. Ketika hal ini terjadi, lingkungan sosial, terutama teman sebaya, akan menjadi pelarian utama si anak.

Apabila ternyata lingkungan sosial tempat anak biasa berkumpul memiliki kecenderungan untuk melakukan kenakalan remaja, anak juga berpotensi besar untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan kelompoknya.

Hal yang sama juga dapat terjadi apabila orangtua terlalu membebaskan anak. Perbedaannya adalah, anak yang dibebaskan tidak merasakan tekanan sebesar apa yang dirasakan oleh anak yang dikekang, sehingga dorongan untuk memberontak cenderung lebih kecil dibandingkan anak yang dikekang.

Berikan batasan yang jelas. 

Orangtua disarankan untuk memberikan batasan yang jelas mengenai perilaku apa yang benar-benar tidak boleh dilakukan oleh anak, misalnya membolos, menggunakan narkoba, dan lain sebagainya.

Berdiskusilah untuk tawar menawar.

Lakukan tawar menawar melalui diskusi mengenai perilaku lainnya yang dianggap berpotensi membuat anak menjadi nakal, seperti pulang malam, menginap, atau bahkan memilih pacar.

Biarkan anak menentukan standar moralnya sendiri.
Proses tawar-menawar akan merangsang anak untuk menentukan standar moralnya sendiri. Di sisi lain hal ini dapat membuat anak lebih menghormati orangtuanya karena telah diberikan kesempatan untuk menentukan pilihannya sendiri.

Aktif berkomunikasi dengan guru di sekolah.
Pengawasan dan pemantauan orangtua di rumah bisa dilengkapi dengan pengawasan dari guru di sekolah. Pemantauan terpadu ini akan memberikan banyak masukan yang menyeluruh bagi orangtua mengenai perilaku anaknya di luar rumah.

Tak Ada Kata Terlambat


Menurut Faisal, tidak ada kata terlambat dalam menangani anak remaja yang terlihat 'melenceng'. Karena di usia ini teman adalah segalanya bagi anak, ia dapat dengan mudah terpengaruh oleh teman-teman sebayanya.

Untuk mengatasi hal ini, tindakan yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah dengan membuat kesan bahwa mereka bisa berdamai dengan pilihan anaknya. Dengan begini, orangtua tetap bisa mengawasi aktivitas dan pergaulan anaknya dengan pasif.

Namun, ada hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua berkaitan dengan hal tersebut. Ketika orangtua terlalu 'masuk' ke dalam kehidupan anak, pasti anak akan merasa terganggu privasinya. Ia akan merasa risih dan pada akhirnya justru bersikap tertutup kepada orangtuanya.

Untuk itu, orangtua harus mengusahakan agar tetap terlibat secara pasif, namun jangan sampai terkesan terlalu ingin ikut campur.